Di suatu kota
kecil dimana ia dilahirkan, Loukseumawe Aceh. Seorang gadis bernama Thalia
Adinda Putri dengan teguh menghadapi sakit yang menyerang kepala dan matanya.
Ia bersekolah di SMA Negeri 3 Lhoukseumawe. Setiap hari, disekolah tercinta
Thalia selalu menunjukkan wajah cerianya. Hingga tiba-tiba pada suatu hari ia
tak sadarkan diri di Kelas. Teman-temannya pun serontak kaget, seorang Thalia yang ceria,
secara tiba-tiba tak sadarkan diri dalam beberapa jam.
“liaaa, liaaa bangun. Ini aku Intan. Woe temen-temen
tolongin Thalia dong!” celoteh Intan sahabat Thalia.
”Intan, Thalia kenapa?” sahut
Rizky kekasih Thalia
“Entahlah, aku tak tahu”
jawab Intan dengan bingung
”Apa Thalia punya penyakit
parah?” Rizky menambahi
”Setahuku tidak” tandas Intan
Mereka berdua dan
temean-teman lainnya segera membawa Thalia ke UKS.Setelah dibawa ke UKS,
petugas UKS tidak dapat memberi pertolongan. Sehingga Thalia terpaksa dilarikan
di rumah sakit terdekat. Rizky pun segera menelepon papah Thalia.
”Assalamu’alaikum. Halo Om,
ini sayaa Riizzz izz.... kyyy... om”.
”Wa’alaikumsalam.Iya nak, ada
apa? ” sahut Papa Thalia
”Begini om, Thalia tak
sadarkan diri . Lalu kami membawa Thalia di rumah sakit terdekat.” jawab Rizky
sambil terbata-bata
”Astaga Thalia. Baik nak,
saya akan kesana. Thalia dirawat di rumah sakit mana? Kamar nomor berapa?” sahut
papah talia kwatir
” Rumah Sakit Permata Sari.
Kamar nomor 12 C”
”Baiklah, tunggu saya disana
nak!”
dengan tergesa-gesa papa
Thalia datang ke rumah sakit.
Beberapa jam kemudian papa
Thalia datang k rumah sakit.
”Nak, Rizky. Bagaimana keadaan Thalia?” tanya Papah Thalia
”Masih belum sadarkan diri
om.” ujar Rizky
”Ya tuhan, sakit apa anakku
ini?” sambil menangis menahan rasa ingin tahu
”Sudahlah o, mungkin sebentar
lagi Thalia juga akan sadar.” berusaha untuk menenangkan papah thalia
Setelah Papah Thalia merasa
tenang, beliau segera menemui Dokter yang merawat Thalia. Do’a beliau saat ini
Thalia tidak sakit apa-apa hanya sakit ringan saja.
”Tok.... tokk.... tokkk..
permisi.” sambil mengetuk pintu ruangan dokter
”Ya,silahkan masuk.”
”Maaf, dok mengganggu.”
”Tidak apa-apa. Ada yang bisa
saya bantu pak?” tanya dokter tersebut
”Begini dok, anak saya Thalia
Adinda Putri yang dirawat dikamar 12 C sakit apa dok?”
”Hmmm, maaf ya pak
sebelumnya. Anak bapak menderita penyakit kanker.”
”Ya tuhan, Thalia.”
”Sabar pak. Penyakit anak
bapak bisa disembuhkan dengan cara operasi pengangkatan sel kanker.”
”Baik dok. Terimakasih atas
bantuan anda.”
”Iya pak, sama-sama”
Kemudian Papa Thalia meninggalkan ruangan dokter menuju
kamar anak tercintanya. Dan, saat Papa Thalia kembali ke kamar Thalia, Thalia
sudah sadarkan diri.
”Thalia....”
”Iya pah.”
”Syukulah kamu sudah sadar,
kami semua disini sangat mengkhawatirkanmu.”
”Thalia nggak apa-apa kok pah.”
”Nggak apa-apa apanya,
buktinya aja kamu sampai nggak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama?”
sahut Intan
”Hehe... Iya-iya.”
”Yeee, sakit-sakit kok masih
bisa tertawa?” ledek Rizky
”Biarin” tandas Thalia
”Sudah-sudah, Thalia kan
sudah sembuh berarti Thalia sudah boleh pulang. Buat nak Rizky dan Intan
terimakasih banyak. Mungkin tanpa ada kalian om tidak tahu bagaimana nasib
Thalia.”
”Iya om, sama-sama” jawab
Intan
”sama-sama om, tenang saja
saya akan menjaga putri om dengan senang hati.” sahut Rizky
”Cieee –cieeee.” sahut Intan
”Sudah-sudah. Ayo kita
pulang.” ujar Papah Thalia
Keesokan harinya di sekolah,
Thalia masih menunjukkan keceriaannya. Meski sesungguhnya ia menderita penyakit
yang parah. Seperti biasa pada saat istirahat ia berkumpul di depan kelas
bersama Rizky, Febriana, Nurul, Intan dan teman-teman lainnya.
”Hey, tha kamu udah sembuh
kan?” tanya Nurul
”Yeee, siapa juga yang sakit?
Aku aja sehat kayak gini.” sahut
Thalia
Saat pulang sekolah. Rizky berpapasan dengan Thalia di
depan parkiran. Saat hendak berjabat tangan, Rizky menyenggol buku kecil yang dibawa Thalia, hingga buku tersebut
jatuh. Lalu, Rizky berusaha mengambilnya dan memasukkan ke dalam tasnya. Thalia
tidak sadar, bahwa buku kecil yang dibawanya tidak ada. Setelah mereka saling
menyapa. Mereka pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya
di rumah, alangkah terkejutnya Rizky membaca isi buku kecil tersebut
Monday, 04 March 2009
Sekali lagi aku harus nahan sakit ini
Tuhan, aku mohon jangan kau ambil aku sekarang
Aku masih ingin menyelesaikan tugasku
Memeperbanyak amalku, memperbaiki salahku
Tuhan, izinkan aku hidup sekali lagi
Air mata Rizky pun menetes
dengan sendirinya. Lembar demi lembar buku kecil dilihatnya. Banyak
coretan tangan Thalia yang menyayat-nyayat hati nurani Rizky.
Thuesday,
05 March 2009
Jika ku mati
hari ini
Semoga kemarin,
tak ada orang yang ku sakiti Dan jikakumatiesok Ku ingin selalu dapat berbagi
Namun, kini
atau esok
Kematian itu menghampiri
Ku harap kisah perjalanan ini
Tak ada penyeselan.
Tak kuat
hati risky membaca tulisan dalam buku
kecil itu .. dalam hati risky berjanji akan lebih menjaga thalia sampai
kapan pun..
Keesokan harin ya
Thalia duduk termenung di pinggir taman. Entah mengapa
akhir akhir ini thalia sangat sering menyendiri .
”Thalia, mau jus..? Risky datang dan duduk di samping Thalia.
”eh, kamu bikin kaget aja, makasih” sahut Thalia dengan terkejut.
setelah beberapa menit terdiam, Risky memegang kedua tangan Thalia.
”Thalia, kamu gak apa kan?? Tanya Risky dengan pandangan cemas.
” aku gak apa apa” sahut Thalia dengan senyum tipis
Tibatiba Thalia tidak sadarkan diri tepat di bahu Risky
dengan keadaan hidung yang keluar darah , Risky terkejut dan bingung, segera
meminta bantuan siapa pun yang ada di sana. Dengan segera mereka membawa Thalia
ke rumah sakit.
”papah..!! suara merintih Thalia
”Thalia kamu sudah bangun nak..” sahut papah thalia
”Thalia di mana pah ?
tanya Thalia pelan.
”kamu di rumah sakit nak, kamu tadi pinsan di sekolah”
Selang beberapa menit kemudian Risky datang
”assalamuallaikum ... eh, Thalia udah siuman” sambil
menatap Thalia
”waallaikumsalam.. nak Risky kebetulan Thalia barusan siuman” jawab papah Thalia
”bagaimana keadaannya Tha, udah baikan?” Tanya Risky
kepada Thalia
”alhamdulilah udah mendingan” jawab Thalia dengan senyum tipis
”nak Risky tolong jaga Thalia sebentar
ya saya mau ke ruang dokter sebentar’’ sahut papah Thalia .
”oh.. iya om silahkan, saya akan menjaga Thalia” ujar
risky dengan senang hati
Dengan segera papah Thalia
menuju ruangan dokter
”tok..tok..tok.. pak dokter”
sambil membuka pintu ruangan
”iya silahkan” sahut pak dokter
”permisi pak dokter saya mau menanyakan tentang penyakit anak saya Thalia
Adinda Putri”
“bapak yang kemaren itu ya … coba saya cek dulu
,.. oh iya penyakit Thalia perkembangan nya sangat pesat sebaiknya thalia di oprasi atau di kemo saja, saya kwatir
dengan kondisi Thalia pak, ini dapat mengganggu otak dan sel sel saraf Thalia” kata pak dokter tegas
“ya allah. Saya mohon pak dokter lakukan yang terbaik untuk Thalia saya tidak
mau kehilangan anak saya “ dengan meneteskan air mata
“pasti pak , Thalia pasti sembuh bapak bersabar dan berdoa saja untuk putri
bapak.” sahut pak dokter menghibur
“iya terimakasih pak dokter”
Keesokan paginya
ke adaan Thalia sangat memburuk papah Thalia cemas dan segera menghubungi Risky
dan teman teman Thalia, dan mereka segera dating ke rumah sakit
“om.. bagaimana keadaan thalia? Tanya Risky cemas
“Thalia sekarang koma, dokter bilang sebagian saraf
Thalia sudah tidak berfungsi” jawab papah Thalia dengan pasrah
“sabar om kita serah kan saja semua kepada yang di
atas” sahut Intan
beberapa jam kemudian dokter keluar dari ruangan Thalia dengan muka tegang .
“dokter bagaimana keadaan Thalia?” Tanya Risky
bergegas
“bagaimana keadaan anak saya dokter” sahut papah Thalia
dengan muka penuh penasaran .
“maaf pak saya tidak bisa menolong anak bapak. Thalia sudah tenang di sana.” Jawab
dokter .
keadaan rumah sakit berubah menjadi duka. Kerabat teman teman Thalia sangat bersedih
papah Thalia sangat merasa kehilangan . Risky sangat tidak percaya Thalia
begitu cepat meninggalkan nya ,.
Kini Thalia telah tenang di sana
0 komentar:
Posting Komentar