Diabetes adalah suatu penyakit yang tidak mengenal usia. Penyakit ini dapat tumbuh dan berkembang dalam tubuh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa, bahkan manula. Penyakit yang sering kita kenal dengan nama kencing manis ini, sangat ditakuti oleh setiap kalangan penderita diabetes mellitus. Sebab penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi.
Jenis pengobatannya pun membutuhkan biaya yang cukup mahal karena salah satu cara pengobatannya adalah dengan cara cek laboratorium secara teratur. Hal ini mungkin tidak menimbulkan masalah bagi mereka yang mampu. Tetapi, bagi mereka yang kurang beruntung, mungkin hal ini menimbulkan masalah.
Dari fenomena yang sering terjadi, inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita sebagai obat alternative yang murah, sehat, dan alami.
Salah satu obat alternatif tersebut adalah tumbuhan anting-anting ( Acalypha indica ).
Tanaman ini sangatlah mudah kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Dan sering digunakan oleh anak-anak kecil untuk bermain masak-masakan. Serta oleh sekelompok orang dewasa dianggap sebagai gulma yang tumbuh liar dimana-mana dan tidak berguna. Banyak diantara mereka yang masih belum mengerti dan mengetahui khasiat dan manfaat apa yang terkandung dalam tumbuhan herbal yang satu ini sehingga membiarkannya tumbuh liar. Mereka juga tidak memanfaatkan kandungan yang telah tersedia dalam tumbuhan anting-anting tersebut sebagai salah satu obat sehat yang alami bagi kesehatan tubuh, khususnya ekstrak segar/kering tumbuhan Anting-anting sebagai salah satu obat alternatif penderita diabetes.
Berikut ini adalah cara mengolah tumbuhan anting-anting menjadi minuman sehat alami penderita Diabetes Melitus
1. Siapkan tumbuhan anting-anting segar.
2. Potong bagian akar sebanyak 60 gram dan cuci hingga bersih.
3. Rebus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc.
4. Lalu saringlah air yang sudah direbus tadi.
5. Diminum dua kali sehari sebanyak (setiap minum sebanyak 200 cc).
(by: Ilham Saputra, Syihabuddin Naufal, Diyah Resti)
0 komentar:
Posting Komentar