Sebuah Cerita Tanpa Koma!

Waktu berlalu tanpa peduli apa yang terjadi, tanpa peduli siapa pelakunya dan apa yang dilakukannya. Waktu memandang semuanya sama. Jika tidak bisa menjadi yang terbaik hari ini, jangan harap akan menghasilkan yang terbaik hari esok. 24 jam seakan berlalu tanpa terasa bagi kami. Setiap detik waktu yang berjalan menjadi sebuah cerita tanpa koma. Puluhan ide dan cerita memberontak memenuhi otak menuntut untuk segera dituangkan dalam berita.

Tak ada batasan waktu bagi kami, tak ada koma dalam dunia kami. Dunia kami menuntut untuk selalu menghasilkan yang terbaik dan berkualitas. Meskipun sejenak melupakan masa indah hidup kami, semua itu demi mimpi kami untuk selalu menjadi yang terbaik. Kami bercerita tanpa koma, berlari mengejar realitas. Waktu dan pena setia menemani hidup kami. Karena dengan itu kami kuat.

Jika orang lain mati meninggalkan bangkai, kami tak akan mati. Kami menulis lembar demi lembar yang menjadi saksi dan kekuatan untuk tetap dikenang hingga kini. Menjadi saksi hidup kami dan mereka. Semuanya terekam indah dalam goresan pena. Kata-kata yang menjadi ekspresi indrawi, penekanan yang mewakili emosi, dan semua cerita yang menggambarkan kebahagiaan. Dengan harapan kami akan selalu bermanfaat bagi sesama dan tetap memberikan kontribusi positif bagi perkembangan media massa sekolah. (Red)

Selasa, 22 Oktober 2013

KECERIAAN YANG TELAH LENYAP



Di suatu kota kecil dimana ia dilahirkan, Loukseumawe Aceh. Seorang gadis bernama Thalia Adinda Putri dengan teguh menghadapi sakit yang menyerang kepala dan matanya. Ia bersekolah di SMA Negeri 3 Lhoukseumawe. Setiap hari, disekolah tercinta Thalia selalu menunjukkan wajah cerianya. Hingga tiba-tiba pada suatu hari ia tak sadarkan diri di Kelas. Teman-temannya pun  serontak kaget, seorang Thalia yang ceria, secara tiba-tiba tak sadarkan diri dalam beberapa jam.

“liaaa, liaaa bangun. Ini aku Intan. Woe temen-temen tolongin Thalia dong!” celoteh Intan sahabat Thalia.
”Intan, Thalia kenapa?” sahut Rizky kekasih Thalia
“Entahlah, aku tak tahu” jawab Intan dengan bingung
”Apa Thalia punya penyakit parah?” Rizky menambahi
”Setahuku tidak” tandas Intan
           
Mereka berdua dan temean-teman lainnya segera membawa Thalia ke UKS.Setelah dibawa ke UKS, petugas UKS tidak dapat memberi pertolongan. Sehingga Thalia terpaksa dilarikan di rumah sakit terdekat. Rizky pun segera menelepon papah Thalia.

”Assalamu’alaikum. Halo Om, ini sayaa Riizzz izz.... kyyy... om”.
”Wa’alaikumsalam.Iya nak, ada apa? ” sahut Papa Thalia
”Begini om, Thalia tak sadarkan diri . Lalu kami membawa Thalia di rumah sakit terdekat.” jawab Rizky sambil terbata-bata
”Astaga Thalia. Baik nak, saya akan kesana. Thalia dirawat di rumah sakit mana? Kamar nomor berapa?” sahut papah talia kwatir 
” Rumah Sakit Permata Sari. Kamar nomor 12 C”
”Baiklah, tunggu saya disana nak!”
dengan tergesa-gesa papa Thalia datang ke rumah sakit.
           
Beberapa jam kemudian papa Thalia datang k rumah sakit.

”Nak, Rizky. Bagaimana keadaan Thalia?” tanya Papah Thalia
”Masih belum sadarkan diri om.” ujar Rizky
”Ya tuhan, sakit apa anakku ini?” sambil menangis menahan rasa ingin tahu
”Sudahlah o, mungkin sebentar lagi Thalia juga akan sadar.” berusaha untuk menenangkan papah thalia
           
Setelah Papah Thalia merasa tenang, beliau segera menemui Dokter yang merawat Thalia. Do’a beliau saat ini Thalia tidak sakit apa-apa hanya sakit ringan saja.

”Tok.... tokk.... tokkk.. permisi.” sambil mengetuk pintu ruangan dokter
”Ya,silahkan masuk.”
”Maaf, dok mengganggu.”
”Tidak apa-apa. Ada yang bisa saya bantu pak?” tanya dokter tersebut
”Begini dok, anak saya Thalia Adinda Putri yang dirawat dikamar 12 C sakit apa dok?”
”Hmmm, maaf ya pak sebelumnya. Anak bapak menderita penyakit kanker.”
”Ya tuhan, Thalia.”
”Sabar pak. Penyakit anak bapak bisa disembuhkan dengan cara operasi pengangkatan sel kanker.”
”Baik dok. Terimakasih atas bantuan anda.”
”Iya pak, sama-sama”

            Kemudian Papa Thalia meninggalkan ruangan dokter menuju kamar anak tercintanya. Dan, saat Papa Thalia kembali ke kamar Thalia, Thalia sudah sadarkan diri.

”Thalia....”
”Iya pah.”
”Syukulah kamu sudah sadar, kami semua disini sangat mengkhawatirkanmu.”
”Thalia nggak apa-apa kok pah.”
”Nggak apa-apa apanya, buktinya aja kamu sampai nggak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama?” sahut Intan
”Hehe... Iya-iya.”
”Yeee, sakit-sakit kok masih bisa tertawa?” ledek Rizky
”Biarin” tandas Thalia
”Sudah-sudah, Thalia kan sudah sembuh berarti Thalia sudah boleh pulang. Buat nak Rizky dan Intan terimakasih banyak. Mungkin tanpa ada kalian om tidak tahu bagaimana nasib Thalia.”
”Iya om, sama-sama” jawab Intan
”sama-sama om, tenang saja saya akan menjaga putri om dengan senang hati.” sahut Rizky
”Cieee –cieeee.” sahut Intan
”Sudah-sudah. Ayo kita pulang.” ujar Papah Thalia
           
Keesokan harinya di sekolah, Thalia masih menunjukkan keceriaannya. Meski sesungguhnya ia menderita penyakit yang parah. Seperti biasa pada saat istirahat ia berkumpul di depan kelas bersama Rizky, Febriana, Nurul, Intan dan teman-teman lainnya.

”Hey, tha kamu udah sembuh kan?” tanya Nurul
”Yeee, siapa juga yang sakit? Aku aja sehat kayak gini.” sahut Thalia

Saat pulang sekolah. Rizky berpapasan dengan Thalia di depan parkiran. Saat hendak berjabat tangan, Rizky menyenggol buku kecil  yang dibawa Thalia, hingga buku tersebut jatuh. Lalu, Rizky berusaha mengambilnya dan memasukkan ke dalam tasnya. Thalia tidak sadar, bahwa buku kecil yang dibawanya tidak ada. Setelah mereka saling menyapa. Mereka pulang ke rumah masing-masing.

            Sesampainya di rumah, alangkah terkejutnya Rizky membaca isi buku kecil tersebut

Monday, 04 March 2009
Sekali lagi aku harus nahan sakit ini
Tuhan, aku mohon jangan kau ambil aku sekarang
Aku masih ingin menyelesaikan tugasku
Memeperbanyak amalku, memperbaiki salahku
Tuhan, izinkan aku hidup sekali lagi

Air mata Rizky pun menetes dengan sendirinya. Lembar demi lembar buku kecil dilihatnya. Banyak coretan tangan Thalia yang menyayat-nyayat hati nurani Rizky.

Thuesday, 05 March 2009
Jika ku mati hari ini
Semoga kemarin, tak ada orang yang ku sakiti Dan jikakumatiesok Ku ingin selalu dapat berbagi
Namun, kini atau esok
Kematian itu menghampiri
Ku harap kisah perjalanan ini
Tak ada penyeselan.


Tak kuat hati risky membaca tulisan dalam buku  kecil itu .. dalam hati risky berjanji akan lebih menjaga thalia sampai kapan pun..

Keesokan harin ya

Thalia duduk termenung di pinggir taman. Entah mengapa akhir akhir ini thalia sangat sering menyendiri .

”Thalia, mau jus..? Risky datang dan duduk di samping Thalia.
”eh, kamu bikin kaget aja, makasih” sahut Thalia dengan terkejut.
setelah beberapa menit terdiam, Risky memegang kedua tangan Thalia.
”Thalia, kamu gak apa kan?? Tanya Risky dengan pandangan cemas.
” aku gak apa apa” sahut Thalia dengan senyum tipis

Tibatiba Thalia tidak sadarkan diri tepat di bahu Risky dengan keadaan hidung yang keluar darah , Risky terkejut dan bingung, segera meminta bantuan siapa pun yang ada di sana. Dengan segera mereka membawa Thalia ke rumah sakit.


”papah..!! suara merintih Thalia
”Thalia kamu sudah bangun nak..” sahut papah thalia
”Thalia di mana pah ?
tanya Thalia pelan.
”kamu di rumah sakit nak, kamu tadi pinsan di sekolah”

Selang beberapa menit  kemudian  Risky datang
”assalamuallaikum ... eh, Thalia udah siuman” sambil menatap Thalia
”waallaikumsalam.. nak Risky kebetulan Thalia barusan siuman” jawab papah Thalia
”bagaimana keadaannya Tha, udah baikan?” Tanya Risky kepada Thalia
”alhamdulilah udah mendingan” jawab Thalia dengan senyum tipis
”nak  Risky tolong jaga Thalia sebentar ya saya mau ke ruang dokter sebentar’’ sahut papah Thalia .
”oh.. iya om silahkan, saya akan menjaga Thalia” ujar risky dengan senang hati

Dengan segera papah Thalia
menuju ruangan dokter

”tok..tok..tok.. pak dokter”
sambil membuka pintu ruangan
”iya silahkan” sahut pak dokter
”permisi pak dokter saya mau menanyakan tentang penyakit anak saya
Thalia Adinda Putri”
“bapak yang kemaren itu ya … coba saya cek dulu ,.. oh iya penyakit Thalia perkembangan nya sangat pesat sebaiknya thalia  di oprasi atau di kemo saja, saya kwatir dengan kondisi Thalia pak, ini dapat mengganggu otak dan sel sel saraf Thalia”  kata pak dokter tegas
“ya allah. Saya mohon pak dokter lakukan yang terbaik untuk Thalia saya tidak mau kehilangan anak saya “ dengan meneteskan air mata
“pasti pak , Thalia pasti sembuh bapak bersabar dan berdoa saja untuk putri bapak.” sahut pak dokter menghibur
“iya terimakasih pak dokter”

 Keesokan paginya ke adaan Thalia sangat memburuk papah Thalia cemas dan segera menghubungi Risky dan teman teman Thalia, dan mereka segera dating ke rumah sakit

“om.. bagaimana keadaan thalia?  Tanya Risky cemas
“Thalia sekarang koma, dokter bilang sebagian saraf Thalia sudah tidak berfungsi” jawab papah Thalia dengan pasrah
“sabar om kita serah kan saja semua kepada yang di atas” sahut Intan
 
beberapa jam kemudian dokter keluar dari ruangan Thalia dengan muka tegang .
“dokter bagaimana keadaan Thalia?” Tanya Risky bergegas
“bagaimana keadaan anak saya dokter” sahut papah Thalia dengan muka penuh penasaran .
“maaf pak saya tidak bisa menolong anak bapak. Thalia sudah tenang di sana.” Jawab dokter .

keadaan rumah sakit berubah menjadi duka. Kerabat teman teman Thalia sangat bersedih
papah Thalia sangat merasa kehilangan . Risky sangat tidak percaya Thalia begitu cepat meninggalkan nya ,.
 Kini Thalia telah tenang di sana



























0 komentar:

Welcome to Media SMAGA blog ^^